Akal dan Ilmu dalam Filsafat Pendidikan


Menurut penuturan dari Pak Aniq, pada perkuliahan filsafat pada hari Selasa, 25 September 2018 maka saya akan menyampaikan sedikit reportase hasil perkuliahan
Akal adalah salah satu anugrah pemberian Allah kepada manusia. Akal hanya dimiliki oleh manusia saja atau dengan kata lain, hewan tidak memiliki akal. Oleh karena itu, binatang tidak bisa menilai sendiri apakah tindakan yang dilakukan tergolong benar atau salah.
Akal adalah suatu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk membedakan yang salah dan yang benar serta menganalisis sesuatu yang kemampuannya sangat tergantung luas pengalaman dan tingkat pendidikanformal maupun informal, dari manusia pemiliknya. Jadi, akal bisa didefinisikan sebagai salah satu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk mengingat, menyimpulkan, menganalisis, menilai apakah hhsesuai benar atau salah.
Namun, karena kemampuan manusia dalam menyerap pengalaman dan pendidikan tidak sama. Maka tidak ada kemampuan akal antar manusia yang betul-betul sama.
Akal berasal dari bahasa Arab 'aql yang secara bahasa berarti pengikatan dan pemahaman terhadap sesuatu. Pengertian lain dari akal adalah daya pikir (untuk memahami sesuatu), kemampuan melihat cara memahami lingkungan, atau merupakan kata lain dari pikiran dan ingatan. Dengan akal, dapat melihat diri sendiri dalam hubungannya dengan lingkungan sekeliling, juga dapat mengembangkan konsepsi konsepsi mengenai watak dan keadaan diri kita sendiri, serta melakukan tindakan berjaga-jaga terhadap rasa ketidakpastian yang esensial hidup ini.  Akal juga bisa berarti jalan atau cara melakukan sesuatu, daya upaya, dan ikhtiar. Akal juga mempunyai konotasi negatif sebagai alat untuk melakukan tipu daya, muslihat, kecerdikan, kelicikan.
Akal fikiran tidak hanya digunakan untuk sekadar makan, tidur, dan berkembang biak, tetapi akal juga mengajukan beberapa pertanyaan dasar tentang asal usul, alam dan masa yang akan datang. Kemampuan berfikir mengantarkan pada suatu kesadaran tentang betapa tidak kekal dan betapa tidak pastinya kehidupan ini.
Tidak hanya akal, Tuhan juga menciptakan ilmu untuk di pelajari oleh manusia. Tuhan menciptakan ilmu, ilmu menjadi relitas, manusia sebagai makhluk mempelajari realitas tersebut menjadi ilmu, dan ilmu kembali lagi menjadi realitas, dan begitu seterusnya.
Sebagai makhluk ciptaan Allah yang sempurna dan diberi akal, maka manusia tidak boleh berputus asa terhadap apa yang terjadi. Karena orang yang putus asa akan mengeluarkan atau melontarkan alasan yang tidak rasional.

Artikel terkait lainnya :
15120061 MUKHOLIFAH 
15120064 CHINTYA BUDHYARTO PUTRI
15120090 AHMAD NASIRUDIN
15120101 AYU PUSVITA SARI
15120103 IRWAN BUDHI PRASETYA
15120105 DWI SURYANING NURUS SYAFAAH
15120107 RANDY DWI SAPUTRO
15120109 YUWENTI RIFALDIYAH
15120110 IRMA RISTANTINA LUTHVIYANI
15120111 YULIANA FITRI AMIN
15120113 IKA SHOFWATUL MUNNA
15120114 TYO NUR FIRMAN
15120116 WENY WIDYA
15120117 SRI UTAMININGSIH
15120121 TRISCA CAMELIA
15120122 ERIN NOFAIDAH
15120123 BUNGA CHIKA PRATAMA
15120126 SILVIA MARANTIKA
15120129 ANDRE AGGASY HARHARA
15120133 DEA AYU APRELIA
15120134 HIKMAH WIJI HASTUTI
15120135 RINDIANA PUTRI RIANI
15120136 NUR ADHA PRABA HANA PURI
15120142 ANIS MAULIDA
15120134 NUARI NUR BAETI
15120150 RETNA FITRI CAHYANINGTYAS
15120203TEGUH ARIF PRASETYO
15120204 NOOR KHOLIFAH SAIDAH
15120229 ELA ATIKA
15120237 AYU INTAN TINA
15120262 RARAS NOVIYANTI
15120266 NUR KHASANAH
15120275 DWY AFITA SARI
15120278 EVI ISTIANAH
15120283 TEGGOEH SUSILO
15120284 FELLA SILKYANTI
15120291 EL FRISA YUNITA ANINDYA
15120474 DIMAS BUDY PRASETYO

Comments

Popular posts from this blog

Filsafat Pendidikan 3

Pendidikan dan Pengajaran