Filsafat Pendidikan

Pada perkuliahan filsafat pendidikan hari Selasa, 4 Desember 2018 bapak aniq selaku dosen pengampu mengatakan bahwa beliau menyukai filsafat dari Ki Hajar Dewantara yaitu “Laku Urip” yaitu sebuah tindakan, jati diri, tindakan, menjati dirikan diri untuk memperlakukan diri pada laku yang sisi, laku kehidupan, bukan penghidupan. Laku kehidupan dan penghidupa itu berbeda. Kehidupan itu kita memaknai nilai-nilai hidup itu, tetapi jika penghidupan adalah materi-materi hidup. Maka yang harus dicari adalah nilai-nilai hidup.

Mengutip dari perkataan Presiden pertama Indonesia yaitu Ir. Seokarno yang mengatakan bahwa setelah kemerdekaan, ada perang yang lebih besar lagi yaitu perang melawan bangsa sendiri. Melawan bangsa sendiri itu sejatinya adalah perlawanan yang sangat besar. Menurut pak aniq dalam kampus kita dapat mengkategorikan kekuasaan pengetahuan,  kekuasaan ilmu. Terkadang jika ada yang berbeda dengan pandangan kita maka kita akan menganggap itu sebagai suatu kesalahan. Misalkan dengan membaca jika ada seseorang yang buta aksara maka akan dianggap bodoh. Itu karena adanya kuasa pengetahuan. Menurut pak aniq hal seperti itu sudah termasuk arogansi pengetahuan.

Pak aniq mengatakan dalam sebuah filsafat, apalagi filsafat pendidikan alangkah baiknya filsafat-filsafat itu menghadirkan kebijakan, bukan kebijakan dalam arti perundang-undangan tetapi kebaikan-kebaikan. Semakin kita berpikir semakin bijak, sama seperti ilmu pada, semakin berisi semakin merunduk. Jangan sampai kita menuduh orang lain yang tidak sepaham dengan kita itu bodoh, karena hal itu bisa menimbulkan arogansi pengetahuan.

Kata ilmiah itu sendiri condong ke arah akademis. Menurut pak aniq, ilmiah itu adalah memahami atau mengerti atau mengetahui sesuatu apa adanya. Berarti dalam makna tersebut mengandung kejujuran ilmu. Kalau anda masih mempercayai nilai-nilai nusantara, baik itu nilai yang tampak maupun tidak tampak. Sebenarnya yang tidak tampak itu lebih besar dari yang tampak. Dapat dimisalkan dengan bongkahan es atau gunung es di tengah laut. Yang tampak dipermukaan laut terlihat kecil, akan tetapi yang berada di dalam laut justru leboh besar dari apa yang nampak di permukaan laut. Itu artinya kita juga harus mempelajari yang tidak tampak.

Comments

Popular posts from this blog

Filsafat Pendidikan

Akal dan Ilmu dalam Filsafat Pendidikan